Yuk, Kita Cegah Osteoporosis!
Sampai saat ini banyak orang yang menganggap bahwa terjadinya osteoporosis pada wanita dan pria adalah suatu kejadian alami yang terjadi pada masa lansia. Dengan meningkatnya usia harapan hidup penduduk dunia, termasuk Indonesia, maka masalah osteoporosis juga dapat menjadi ancaman, karena jumlahnya akan meningkat dan menjadi beban kesehatan. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka harapan hidup masyarakat dunia pada 2018 adalah 72,5 tahun. Sedangkan menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik RI, angka harapan hidup masyarakat Indonesia pada tahun 2019 adalah 73,3 tahun bagi wanita dan 69,4 tahun bagi pria.
Terdapat 200 juta penderita osteoporosis di dunia pada tahun 2009. Bahkan pada tahun 2050, di seluruh dunia diperkirakan 6,3 juta manusia per tahun patah tulang panggul dan lebih dari setengahnya terdapat di Asia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi osteopenia di Indonesia sekitar 41,7% dan prevalensi osteoporosis sekitar 10,3%. Hal ini berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko osteoporosis. Data ini juga menunjukkan bahwa 41,2% sampel yang berusia kurang dari 55 tahun mengalami osteopenia. Selain itu, osteoporosis juga 2 kali lebih banyak dialami wanita dibandingkan pria.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan rendahnya kepadatan mineral tulang dan perubahan mikroarsitektur tulang yang meningkatkan kerentanan terhadap fraktur. Osteoporosis mempengaruhi hampir satu dari setiap dua wanita di beberapa titik dalam hidup mereka. Meskipun osteoporosis dianggap terutama sebagai penyakit wanita, tingkat prevalensi pada pria dapat mencapai 15%. Dari berbagai sumber menyebutkan bahwa 1 dari 2-3 orang wanita dan 1 dari 5 orang pria menderita osteoporosis.
Berikut adalah gambar penampang tulang yang sehat, tulang yang mengalami osteoporosis dan tulang yang patah akibat keropos.
Osteoporosis sering disebut sebagai silent disease karena dapat terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala yang jelas, dan tidak ada rasa sakit, kecuali pada saat terjadi retak atau patah tulang. Sehingga biasanya seseorang baru diketahui menderita osteoporosis setelah mengalami patah tulang. Patah tulang pada osteoporosis sering terdapat pada tulang belakang, tulang panggul dan tulang pergelangan tangan.
Pada orang yang memiliki faktor risiko untuk terjadinya osteoporosis, sebaiknya berhati-hati dan segera memperbaiki pola hidupnya menjadi lebih sehat. Adapun faktor risiko yang dimaksud adalah :
- Bertambahnya usia / lansia
- Indeks Massa Tubuh kurang atau sama dengan 19
- Menderita gangguan makan atau malabsorpsi
- Merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol dan soda berlebihan
- Riwayat orang tua dengan osteoporosis
- Aktivitas fisik yang rendah
- Konsumsi obat steroid dalam jangka waktu lama
Meskipun osteoporosis tidak menunjukkan gejala, namun terdapat tanda-tanda bahwa seseorang telah menderita osteoporosis, yaitu :
- Postur tubuh membungkuk, seperti yang sering terlihat pada lansia
- Nyeri punggung dalam waktu lama
- Tinggi badan berkurang lebih dari 3 cm
- Sering mengalami cedera atau keretakan tulang
Dengan melihat uraian di atas, tentunya untuk mencegah terjadinya osteoporosis kita harus memiliki tulang yang sehat. Proses penulangan dimulai sejak masih dalam kandungan sampai dewasa, sehingga pencegahan untuk terjadinya osteoporosis harus dimulai sejak dini. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah :
- Mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium. Kebutuhan kalsium 80-1500mg/hari melalui sumber makanan seperti brokoli, teri, tahu, tempe, dll
- Melakukan aktivitas dan latihan fisik secara rutin dan teratur.
- Mendapat paparan sinar matahari yang cukup dengan cara berjemur di bawah matahari pagi selama 15 menit, 2-3 kali/minggu
- Menghindari merokok, minuman beralkohol, minuman bersoda dan kafein
- Melakukan pemeriksaan kepadatan tulang secara berkala, terutama pada wanita yang sudah menopause.
Salah satu cara pencegahan osteoporosis yang bermakna adalah melalui latihan fisik, dimana dengan latihan fisik maka kepadatan tulang dapat dijaga, kemungkinan jatuh dapat dikurangi dan risiko patah tulang dapat dihindari. Berikut ini adalah beberapa latihan weight bearing yang dirancang untuk mencegah atau mengobati osteoporosis dengan memperkuat tulang dan otot, memperbaiki postur dan keseimbangan.
Osteoporosis tidak boleh diabaikan, karena dapat menimbulkan cacat permanen bahkan bisa menimbulkan kematian. Kesadaran masyarakat akan osteoporosis perlu ditingkatkan dan diperluas. Masyarakat harus membuka wawasan seluas-luasnya dan meningkatkan kesadarannya untuk bisa waspada akan terjadinya osteoporosis. Mencegah lebih baik daripada mengobati, dan mengobati osteoporosis membutuhkan waktu yang lama apalagi jika sudah menimbulkan kecacatan permanen di dalam tubuh.
Jadi tunggu apa lagi ? Mari kita perluas wawasan, mengubah pola hidup dan melakukan latihan untuk mencegah osteoporosis menyerang tubuh kita.
Ditulis oleh : dr. Pinky Regina Garmiati
Kepustakaan:
- ACSM’s Guidelines for Exercise Testing and Prescription, Exercise Testing and Prescription for Populations with Other Chronic Diseases and Health Conditions, 10th edition, chapter 11, page 426-429,2018
- Angka Harapan Hidup Masyarakat Indonesia dan Cara Memperpanjangnya, alodokter, 2021. Tersedia dari https://www.alodokter.com/angka-harapan-hidup-masyarakat-indonesia-dan-cara-memperpanjangnya
- Infodatin – Situasi Osteoporosis di Indonesia, ISSN24427659, Jakarta, Pusdatin, 2020
- Ratusan Juta Orang Berisiko Kena Osteoporosis, Begini Langkah Pencegahannya ala Dosen UNESA. Tersedia dari https://www.unesa.ac.id/ratusan-juta-orang-berisiko-kena-osteoporosis-begini-langkah-pencegahannya-ala-dosen-unesa
- 10 Best Easy Weight Bearing Exercises For Osteoporosis (stylecraze.com) Tersedia dari https:www.stylecraze.com/articles/weight-bearing-exercise-osteoporosis
43,162 total views, 10 views today